-->

Komposisi Penduduk Serta Metode Perhitungannya

Komposisi Penduduk Serta Metode Perhitungannya - Hallo sahabat Blog Tentang Pengetahuan Umum, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Komposisi Penduduk Serta Metode Perhitungannya, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel PENGETAHUAN, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Komposisi Penduduk Serta Metode Perhitungannya
link : Komposisi Penduduk Serta Metode Perhitungannya

Baca juga


Komposisi Penduduk Serta Metode Perhitungannya

Komposisi Penduduk Serta Metode Perhitungannya
A. Komposisi Penduduk 
Komposisi Penduduk ialah pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tujuan. penggambaran komposisi penduduk biasanya diwujudkan dalam piramida penduduk, Dibedakan menjadi 3 yaitu:
Komposisi Penduduk Serta Metode Perhitungannya
1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Digambarkan seperti Limas. Pemahamanya mudah, jadi di suatu daerah terdapat angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang berumur muda banyak. Biasanya terdapat di negara berkembangseperti Indonesia, Malaysia, Filipina, India
Ciri-ciri Piramida Expansive : 
a.Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b.Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c.Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
b.Piramida Penduduk Stasioner (Granat)
Piramida Stasioner itu merata, sehingga ada yang menyebutnya sebagai bentuk granat. Pada piramida ini tingkat kelahiran dan kematian seimbang atau tetap (stasioner). Biasanya terdapat di negara maju seperti : Singapura, Jepang 
Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :
a.Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b.Tingkat kelahiran rendah
c.Tingkat kematian rendah
d.Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.
c.Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Kebalikanya dari Piramida Penduduk Muda, bentuknya lebih seperti Batu Nisan. Piramida ini menunjukan tingkat kelahiran yang rendah dan tingkat kematian sangat tinggi, jadinya pertumbuhan penduduknya rendah. Contoh negaranya : Jerman, Swiss dan Belgia
Ciri-ciri Piramida Penduduk Tua : 
a.Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b.Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
c.Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d.Pertumbuhan penduduk terus berkurang.
Dengan ketiga bentuk piramida tersebut, seseorang bisa mengetahui kondisi dari negara tersebut walau dalam bentuk grafik seperti ini. Disimpulkan juga bahwa negara maju lebih banyak memiliki grafik Piramida Penduduk Stasioner. 
B. Metode Perhitungan Yang Diperoleh Dari Data Komosisi Penduduk
1. Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan angka perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah. Rasio jenis kelamin dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut ini.
SR = M/F x 100
SR = Sex Ratio atau rasio jenis kelamin
M = Male atau jumlah penduduk laki-laki
F = Female atau jumlah penduduk perempuan
Perhatikan contoh berikut!
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000, diketahui jumlah penduduk laki-laki Indonesia sebanyak 101.641.570 dan jumlah penduduk perempuan sejumlah 101.814.435. Berapa sex ratio-nya?
Jawab: SR = M/F x 100
                  = 101.641.570/101.814.435 x 100
                  = 99,83
Artinya, pada tahun 2000 setiap 100 penduduk perempuan di Indonesia terdapat 99,83 penduduk laki-laki. Jika perhitungan ini didasarkan pada kelompok umur tertentu, maka rumusnya menjadi:
SRi = Mi/Fi x 100
Keterangan:
SRi = Sex Ratio atau rasio jenis kelamin umur tertentu
Mi  = Male atau jumlah penduduk laki-laki umur tertentu
Fi   = Female atau jumlah penduduk perempuan umur tertentu
Perhatikan contoh berikut!
Pada tahun 1995, jumlah penduduk laki-laki berumur 10 - 14 tahun di Indonesia berjumlah 11.201.588 orang, sedangkan jumlah penduduk perempuan sebesar 10.617.694 orang. Berapakah sex ratio-nya?
Jawab: SR(10 – 14) = Mi/Fi x 100
   = M(10 - 14)/F(10 - 14) x 100
   = 11.201.588/10.617.694 x 100
   = 105,55
Artinya, pada tahun 1995 setiap 100 penduduk perempuan di Indonesia terdapat 105,5 penduduk laki-laki berumur 10 - 14 tahun.
2. Rasio Beban Ketergantungan
Rasio beban ketergantungan (dependency ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang belum produktif (usia < 14 tahun) dan tidak produktif (usia > 64 tahun) dengan jumlah penduduk produktif (usia 14 - 64 tahun).
 Rasio beban ketergantungan dapat dirumuskan berikut ini.
 DR = ((Penduduk belum produktif) + (Penduduk tidak produktif)) / (Jumlah penduduk usia produktif) x 100
Perhatikan contoh berikut!
Diketahui bahwa jumlah penduduk usia produktif sebanyak 133.057.300, jumlah penduduk belum produktif sebanyak 63.205.600 dan penduduk yang tidak produktif sebanyak 9.580.100. Berapa rasio beban ketergantungannya?
Jawab:
DR = ((Penduduk belum produktif) + (Penduduk tidak produktif)) / (Jumlah penduduk usia produktif) x 100
= (63.205.600 + 9.580.100) / 133.057.300 x 100
= 72.785.700/133.057.300 x 100
= 54,70 ≈ 55
Artinya, setiap 100 orang penduduk produktif menanggung beban hidup sebanyak 55 orang yang belum atau tidak produktif.


Demikianlah Artikel Komposisi Penduduk Serta Metode Perhitungannya

Sekianlah artikel Komposisi Penduduk Serta Metode Perhitungannya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Komposisi Penduduk Serta Metode Perhitungannya dengan alamat link https://salem-bur.blogspot.com/2018/06/komposisi-penduduk-serta-metode.html

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan2

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel