-->

Sifat Fisik Mineral Dan Klasifikasi Jenis – jenis Mineral

Sifat Fisik Mineral Dan Klasifikasi Jenis – jenis Mineral - Hallo sahabat Blog Tentang Pengetahuan Umum, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Sifat Fisik Mineral Dan Klasifikasi Jenis – jenis Mineral, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel ANAK-ANAK, Artikel PENDIDIKAN, Artikel PENGETAHUAN, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sifat Fisik Mineral Dan Klasifikasi Jenis – jenis Mineral
link : Sifat Fisik Mineral Dan Klasifikasi Jenis – jenis Mineral

Baca juga


Sifat Fisik Mineral Dan Klasifikasi Jenis – jenis Mineral

Sifat Fisik Mineral Dan Klasifikasi Jenis – jenis Mineral
Sebelumnya saya sangat berterima kasih kepada seseorang yang telah memberikan saya Materi.Saya hanya ingin sedikit berbagi,apa-apa yang telah saya dapatkan dari pengalaman-pengalaman yang lalu.
A. Sifat Fisik Mineral
     Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan melakukan analisis secara kimiawi, dan yang kedua yang paling umum dilakukan adalah dengan cara mengenali sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik mineral antara lain bentuk kristalnya, berat jenis, bidang boleh, warna,  goresan,  kilap, dan  kekerasan.
1. kilat
Kilat sering juga disebut kilapan merupakan kenampakan suatu mineral yang ditunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilat secara garis besar biasanya dibagi menjadi 2 jenis :
o.     Kilat Logam (metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilat seperti logam.
o.     Kilat Non-Logam (non-metallic luster), dibagi atas : 
o    Kilat intan (adamantin luster) ; cemerlang seperti intan.
o    Kilat kaca (vitreous luster); contohnya kuarsa dan kalsit.
o    Kliat sutera (silky luster); umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat, seperti asbes dan gips.
o    Kilat damar/resin (resinous luster); kilat seperti getah damar/resin, misalnya mineral sphalerit
o    Kilat mutiara (pearly luster); kilat seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin, opal dan nepelin.
o    Kilat tanah, kilat seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan limonit.
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral dapat memiliki lebih dari satu warna. Misalnya, kwarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna (bening).
Beberapa contoh warna mineral :
-kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
-mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit, -keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
-feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas(bidang belah tegak lurus/ 90°), bila berwarna putih abu- abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar).
-karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.
-olivin : hijau (butiran/granular), atau biasanya berwarna kuning kehijauan seperti gula pasir.
-piroksen : hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.
-amfibol : hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang
-oksida besi : kuning- coklat kemerahan
-lempung : bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang merupakan hasil pelapukan -feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil pelapukan muskovit.
-Azurit : bila berwarna biru
-jasper: bila berwarna merah
3. Kekerasan
Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan suatu mineral dengan mineral tertentu. Skala kekerasan yang biasa digunakan ialah skala yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan skala Mohs. Skala Mohs dimulai dari skala 1 sampai 10, dengan skala 1 mulai dari mineral terlunak dan skala 10 adalah mineral terkeras. Skala yang lebih kecil akan memiliki bekas goresan apabila dikenakan pada yang skala lebih besar.
Skala Mohs Kekerasan (hardness) : 
1 Talc
2 Gypsum
3 Calcite
4 Fluorite
5 Apatite
6 Orthoclase
7 Quartz
8 Topaz
9 Corundum
10 Diamond
4. Cerat
Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping porselen atau dapat dilakukan dengan membubuk mineral kemudian dilihat warna bubuk tersebut. Cerat dapat berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda.
5. Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri pada satu atau lebih pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah adalah bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan yang licin.
Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa bidang belah.
Contohnya : kalsit memiliki tiga arah belahan, tetapi kwarsa tidak memiliki belahan.
6. Pecahan 
 Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya bidang belah pada belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan pada pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral adalah sebagai berikut :
-Concoidal : bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan botol.
- Fibrous : bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes.
- Even : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya mineral lempung.
- Uneven : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar, contohnya mineral magnetit atau miberal besi.
- Hackly : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak teratur dan runcing, contohnya mineral perak atau emas.
7. Bentuk
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebut mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut amorf.
Bentuk kristal  (crystall form) :
Pembentukan kristal suatu mineral tergantung pada ada atau tidaknya hambatan. Contohnya suatu cairan panas terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhu tetap dalam keadaan tinggi, ion-ion tetap bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan yang lain. Jika suhu turun, kebebasan bergeraknya berkurang, mulai terikat dan berkelompok membentuk Natrium Chlorida.
Semakin menurunnya suhu cairan, kelompok tersebut membesar dan membentuk mineral Halit yang padat. Pada umumnya pertumbuhan mineral Kuarsa terbatas, namun bentuknya yang tidak teratur tetap memperlihatkan susunan ion-ionnya dengan struktur kristalnya yang khas berupa prisma bersisi enam. Kristal mineral intan berbentuk segi-delapan atau Oktahedron dan mineral grafit dengan segi enam yang pipih, keduanya mempunyai susunan kimiawi sama, terdiri dari unsure karbon (C). Perbedaan terjadi karena susunan atom karbonnya yang berbeda.
B. Klasifikasi Jenis – jenis Mineral
     Berdasarkan sifat-sifat kimianya, mineral menurut BERZELIUS, dapat digolongkan menjadi 8, yaitu:
1. Native Elements
2. Sulfides dan Sulfosalts
3. Halides
4. Oxides dan Hydroides
5. Carbonates, Nitrates dan Borates
6. Sulfates, Chromates, Molybdates dan Tungstates
7. Phospates, Arsenates dan Vanadates
8. Silicates
Mineral utama selalu terdapat dalam batuan beku terbentuk dari kristalisasi magma, merupakan mineral yang dominan dan menentukan nama batuan, misalnya kuarsa (SiO2), K2O, Na, SiO2.
7 mineral utama pembentuk batuan
1. Kuarsa,
2. Feldspar,
3. Feldspatoid (feldspathoid),
4. Piroksen (pyroxene),
5. Horenblende (hornblende),
6. Biotit, dan
7. Olivin.
Ke-7 mineral tsb dijumpai dalam jumlah yang banyak, dan disebut mineral-mineral penting (essen-tial minerals) ; sedangkan mineral lain yang jumlah-nya sedikit, disebut mineral tambahan/pelengkap (accessory minerals), seperti : magnetit, ilmenit, apatit, kalsit, dan lain-lain.
Mineral diidentifikasi melalui beberapa cara, yaitu dengan mempelajari sifat fisik, sifat kimia, dan sifat optiknya. Aspek sifat fisik yang dipelajari adalah : sifat optik (pemantulan dan pembiasan, kilap, warna dan goresan, dan luminesensi), kekerasan, belahan dan pecahan, Berat Jenis, sifat magnet, sifat listrik, sifat permukaan, dan radioaktivitas.


Demikianlah Artikel Sifat Fisik Mineral Dan Klasifikasi Jenis – jenis Mineral

Sekianlah artikel Sifat Fisik Mineral Dan Klasifikasi Jenis – jenis Mineral kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Sifat Fisik Mineral Dan Klasifikasi Jenis – jenis Mineral dengan alamat link https://salem-bur.blogspot.com/2018/06/sifat-fisik-mineral-dan-klasifikasi.html

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan2

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel